Posts Tagged With: opini

Jangan Kaitkan Olahraga Dengan Hal-hal Diluar Olahraga

Judul diatas setidaknya menegaskan dengan setegas-tegasnya bahwa final sepakbola besok tanggal 21 nov 2011 antara Indonesia vs Malaysia mesti kita lihat dari sudut pandang yang murni. Walau memang banyak permasalahaan yang ada antar kedua belah negara, namun semestinya tak lantas masalah itu ikut membaur kedalam pertandingan sebuah olahraga. Dalam sebuah pertandingan kita mesti menjunjung penuh sportivitas, siapa yang memiliki kualitas lebih maka sangat wajar baginya memenangkan pertandingan.

Jangan sampai ada provokasi atau bahkan penghinaan, kita mesti belajar menjadi bangsa yang patut dihormati negara lain dengan bersikap profesional terhadap kenyataan yang ada. Terpenting ketika kedua negara tersebut mampu mengeluarkan penampilan terbaiknya, saya pikir tak ada masalah siapa yang menang atau siapa yang kalah, yang ada hanyalah kebahagiaan karena telah mengeluarkan seluruh potensi terbaik dari masing-masing negara. 🙂

 

Categories: catatan tentang 'perasaan ' | Tag: , , | Tinggalkan komentar

“Hikmah” Tentang Sebuah Pendakian Gunung

Bagi mereka yang berjiwa petualang, kegiatan mendaki suatu pegunungan  mampu membuahkan kebanggan tersendiri.

Gunung Gede (2.958 m.dpl), sumber : ammanagapa.wordpress.com

Rasa bangga itu muncul karena sang pendaki telah mampu melewati berbagai rintangan, dari mulai proses pendakian awal di kaki gunung hingga akhirnya mereka menginjakkan kakinya di puncak gunung. Mesti kita apresiasi pula, bahwa memang tak semua orang suka dan tak semua orang tergolong mampu untuk mendaki gunung. Adakalanya kita berfikir bahwa ketika kita telah sampai di puncak teratas dari pegunungan. Betapa disaat itulah kita merasakan kebesaran Tuhan dengan segala ciptaan-Nya. Sungguh manusia itu ialah sangatlah kecil bila dilihat dari atas ketinggian, dan perbandingan antara gunung dengan manusia pun layaknya serpihan batu Baca lebih lanjut

Categories: catatan tentang opini pribadi | Tag: , , , | Tinggalkan komentar

Tak Ada Cara Lain Selain Memfokuskan Niat

Bismillahirrahmaanirrahim

Tentang suara hati yang selalu menderu, membisikkan kegelisahan yang tiada manfaatnya untuk didengarkan. Perlahan namun pasti rasa gelisah itu timbul karena adanya suatu tekanan tentang sesuatu yang harus dicapai. Betapa sungguh kawan, hati kita takkan mampu melenyapkan kegelisahan itu, selain menguatkan kesabaran akan apa yang hendak dicapai. Kita harus yakin bahwa kita sebagai jiwa yang hidup masih sangat mampu untuk meleyapkan segala bentuk kegelisahan, selama ada kesabaran yang terpatri kuat dalam jiwa yang sejatinya sangatlah fitri.

Terkadang kita tak tersadarkan jika kita lupa untuk menancapkan niat yang mulia untuk mencapai apa yang kita cita-citakan, kita seperti tak punya patokan, target yang jelas yang pada akhirnya kegelisahan senantiasa mengikuti kemana kita berada. Oleh karenanya tak ada cara lain untuk mencapai apa yang kita cita-citakan itu selain memfokuskan niat. Niat yang benar-benar mulia lagi bening, bagaikan energi yang meluap-luap yang datangnya dari langit. Sekali lagi, mari kita fokuskan niat. Yakinlah jika niat telah kita tancapkan, maka jangan heran jika kemenangan beriring senyuman tulus telah menunggu kita di depan mata.

Subhanallah.

Citayam,

By: Septian Prima R.

Categories: catatan tentang 'perasaan ' | Tag: , | Tinggalkan komentar

Pancasila, Masihkah kau kini (berada)?

Garuda Pancasila/Admin (commons.wikimedia.org)

Sempat ada suatu masa dimana pancasila menjadi alat politik di negeri ini. Begitu mengental di pikiran masyarakat, namun kini justru pancasila Pancasila seperti ditelan bumi, menjadi sesuatu yang terkesan kaku, dan hanya dijadikan sebagai simbol akan dasar negara tanpa adanya implementasi yang real dari kebanyakan masyarakat Indonesia.

Rasa prihatin kita akan pancasila sudah semestinya untuk kita tumbuhkan, mengapa demikian? karena memang negara Indonesia ini sejak awal telah menetapkan bahwa pancasila merupakan dasar negara, yang telah tertulis abadi dalam undang-undang 1945. Hemat saya, sebagai negara yang menjunjung bhineka tungga ika, pancasila merupakan kesatuan yang mencakup keseluruhan kepentingan bangsa ini, mulai dari kepentingan akan bangsa yang berketuhanan, manusia yang menjunjung keadilan, persatuaan, serta permusyawaratan. Namun apa yang terjadi kawan? sila-sila yang telah tersusun rapih itu kini hanya terpampang di dinding-dinding lembaga-lembaga pendidikan, lembaga pemerintahan, sampai perkantoran tanpa ada kesungguhan untuk mengaktualisasikannya.

Sila yang paling menjadi sorotan sampai detik ini ialah sila ke-5 yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini jelas menjadi sorotan karena fenomena yang terjadi dilapangan sungguh berbeda jauh dari apa yang disebutkan dalam sila ke-5 tersebut. Contohnya kita lihat masih banyak anak-anak terlantar, rakyat-rakyat miskin yang belum mendapatkan perhatian yang betul-betul serius dari pemerintah. Jelas hal ini menyalahi bunyi dari sila ke-5 tersebut. Belum lagi berbagai permasalah yang melanda negeri ini, seperti konflik antar kelompok/oknum, korupsi di tubuh para pejabat negara, sampai pada kejahatan teroris yang masih menjadi berita-berita teratas di negeri ini.

Bagi saya, sederhananya Pancasila dibuat sengaja dengan urutan yang sangat sempurna, dalam artian bahwa urutan antar sila yang ada dalam pancasila tak bedanya urutan hierarki. Jadi, sebelum beranjak ke sila selanjutnya, mau tak mau sila sebelumnya harus telah teralisasi dengan baik. Contoh adanya sila ke 2 akan menjadi tidak efektif jika sila ke-1 belum sepenuhnya diaktualisasikan. Kita perhatikan bahwa sila ke-1 berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”, dan sila kedua ialah ” Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Jika kita mau analisis sila ke-2 tak akan mampu terlaksana sepenuhnya jika sila-1 belum optimal dijalankan. Karena maksud dari sila ke-1 itu sungguh sangatlah luas, yaitu bagaimana membentuk masyarakat Indonesia yang benar-benar berTuhan alias sepenuhnya mengabdi kepada Tuhan yang Maha Esa, sungguh-sungguh menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Apabila hal tersebut telah diwujudkan, maka adalah mudah bagi masyarakat untuk merealisasikan sila ke-2 dan begitulah seterusnya.

Dengan demikian, sebelum kita mengaktualisasikan sila ke-5 maka mari kita benahi terlebih dahulu mulai dari sila ke-1, dan ketika segenap masyarakat Indonesia telah mampu secara bertahap melaksanakan sila demi sila, maka pancasila sebagai dasar negara akan mampu menjadi karakter bangsa Indonesia yang unggul dan sangat disegani diantara bangsa-bangsa lain di dunia.

salam,
Citayam, 04 june 2011
Septian Prima Rusbariandi

Categories: catatan tentang opini pribadi | Tag: , , , | Tinggalkan komentar

Mahasiswa Tradisional vs Mahasiswa Modern

Mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR pada Mei 1998. (KOMPAS/EDDY HASBY)

Bismillahirrahmanirrahim, (In the name of Allah, the most Gracious, the most Merciful).

Ketika kita berbicara tentang Mahasiswa, mungkin yang terbesit dalam pikiran kita adalah suatu agen perubahan bangsa atau aset penerus generasi bangsa atau mungkin yang dikenal dengan kaum intelektual, serta kaum pembaharu. Berbagai cap yang tertuju pada Mahasiswa seperti yang telah disebutkan tadi, boleh jadi ada benarnya juga. Mengapa demikian? karena kalau kita mau mengkaji lebih dalam itulah sesungguhnya yang menjadi fungsi sekaligus hakikat dari apa yang disebut sebagai Mahasiswa. Harapan yang sangat besar tak hanya tertanam bagi bangsa, dan segenap elemen masyarakat Indonesia tetapi juga bagi para pendahulu-pendahulu kita yang lebih dulu hidup di dunia ini, yang mana mereka telah mengorbankan segala energi pikirannya, fisiknya, spiritualnya hanya untuk kemajuan, kemerdekaan dan kesejahteraan para generasi penerusnya. Fakta yang nampak kepermukaan sekarang ini ialah justru mulai ada kemrosotan terhadap fungsi dan hakikat dari apa yang dikatakan Mahasiswa, terkhusus di Indonesia ini. Kini pergeseran-pergeseran nilai-nilai kemahasiswaan perlahan mulai terlihat jelas memudar seiring perputaran zaman.

Apabila kita lakukan kilas balik terhadap peranan mahasiswa di masa-masa terdahulu, anggaplah kita sebut mahasiswa demikian sebagai mahasiswa tradisional, dimana di zamannya mereka menuntut ilmu, kecanggihan teknologi masih dalam tahap pertumbuhan. Namun semangat dari para Mahasiswa Tradisional tersebut sangatlah menggebu-gebu dalam mengenyam ilmu pendidikan, sehingga dampaknya/hasilnya pun begitu kentara, seperti halnya yang kini telah menjadi tokoh bangsa ini, yakni ada Bapak Ir. BJ Habibie (tokoh teknologi Indonesia), Ir. Soekarno (tokoh politik/diplomatis Indonesia), Drs. Moh.Hatta (tokoh ekonomi sekaligus politik / Bapak Koperasi Indonesia), dan juga tokoh-tokoh lainnya yang masih banyak lagi. Mereka yang dulunya berpredikat sebagai Mahasiswa kini telah memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia. Baca lebih lanjut

Categories: catatan tentang opini pribadi | Tag: , , , | 2 Komentar

Mengapa Harus Reformasi?

Mengapa Harus Reformasi?

Coba kita lihat sekarang yang terjadi di Mesir, betapa rakyat Mesir merindukan perubahan yang signifikan atas berlangsungnya pemerintahan di negeri itu. Tapi apa daya, pemimpin Mesir masih saja tetap dengan keputusannya untuk tidak mundur dari tampuk kursi kekuasaannya, meski tuntutan yang diperjuangkan rakyat Mesir telah menelan banyak korban. Di Indonesia, prosesi reformasi yang terjadi pada tahun 1998, dapat dikatakan tidak membutuhkan waktu yang lama. Di awali dengan gerak mahasiswa sebagai kaum interlektual, tuntutan membawa Indonesia ke arah reformasi langsung direspon oleh pemerintahan saat itu, yang ketika itu pemerintahan masih dipimpin oleh Presiden Suharto. Dalam perjalannya, setidaknya ada empat mahasiswa yang gugur dalam aksi menuntut dilakukannya reformasi atas pemerintahan Indonesia.

Kejadian hilangnya nyawa demonstran itu dijawab oleh pemerintah Indonesia untuk serius mendengar apa tuntutan rakyat, yang berujung pada mundurnya Presiden Suharto pada tahun 1998, yang kemudian kursi kepemimpinan dilanjutkan oleh Bapak BJ Habibie sebagai presiden RI selanjutnya. Dan kini, hampir 11 tahun refomasi Indonesia berjalan, nyatanya masih banyak yang perlu dibenahi untuk negeri ini. Mulai dari moral anak bangsa, para pejabat-pejabat negara yang memegang peranan penting. Sampai kepada implementasi hukum yang belum juga terealisasi sepenuhnya. Timbul pertanyaan, apakah perlu Indonesia melakukan reformasi lagi? sebenarnya kalau boleh jujur, setiap waktu apapun negaranya, reformasi menuju keadaan yang lebih baik dengan tetap menjunjung kepedulian yang tinggi akan  rakyat adalah suatu kewajiban.

Jika selama ini semangat reformasi harus luntur dan seolah terlupakan, maka mulai saat inilah dan seterusnya reformasi menuju yang lebih baik harus tetap digalakkan, demi kehidupan berbangsa dan bernegara yang berkeadilan lagi sejahtera.

Categories: catatan tentang opini pribadi | Tag: , , | Tinggalkan komentar

Mengkritik Moral Kaum Muda

Melihat kebanyakan dari moral generasi muda khususnya di Indonesia yang semakin hari semakin menurun saja. Kita katakan demikian karena memang begitulah keadaannya sekarang ini. Walau memang tidak semua generasi muda mengalami kemrosotan moral, tapi bagi pemuda yang seolah lupa dengan moral yang seharusnya dijadikan landasan hidup, sudah sekiranya kita memprihatinkannya. Terpenting jika kita memang merasa sebagai kaum muda yang sejati, adalah tanggung jawab kita untuk membenahi moral kita dan tak terpengaruh dengan kaum muda lainnya yang moralnya telah merosot.

Categories: catatan tentang 'perasaan ' | Tag: , | 1 Komentar

Faktor Apa yang Mempengaruhi Turunnya Harga Produk-produk IT?

Tingkat kemajuan inovasi dalam bidang teknologi informasi semakin tahun semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat kita cermati dari munculnya berbagai produk-produk teknologi baru yang ditawarkan kepada konsumen. Mulai dari produk-produk yang kecil seperti flasdisk sampai dengan produk besar seperti laptop yang supercanggih. Namun dalam perkembangannya, produk-produk tersebut mengalami penyusutan (penurunan) harga, kita ambil contohnya produk flasdisk, awal keluar di pasaran harganya melambung cukup tinggi, dan pada akhirnya harga flasdisk di pasaran harus menurun. Begitupun halnya dengan handphone, dahulu kita mengenal hp dengan aplikasi kamera dapat dijual dengan harga satu juta ke atas, tetapi sekarang dengan harga 400 ribu rupiah kita sudah mampu membeli handphone dengan berbagai aplikasi yang ditawarkannya. Jujur saya menjadi sangat heran, ini bisa terjadi begitu saja, sempat saya bertanya, sebenarnya ada faktor apa yang menyebabkan harga-harga produk IT menurun begitu drastis?

Jika saya mencoba menjawabnya, mungkin akan menjadi perbincangan yang cukup panjang. Banyak faktor yang mungkin bisa mempengaruhi penurunan harga tersebut, salah satu yang paling masuk akal ialah kerap munculnya persaingan produk yang sangat ketat antar para produsen sehingga memicu turunnya harga agar konsumen mau membeli produk yang ditawarkan produsen dengan harga rendah namun kualitas masih bisa terjamin. Atau faktor yang mungkin mempengaruhi ialah, telah hadirnya produk-produk IT yang lebih modern dibanding dengan produk yang telah ada, Baca lebih lanjut

Categories: catatan tentang opini pribadi | Tag: , , , | Tinggalkan komentar

Taktik Praktis Untuk TIMNAS Indonesia

Taktik Praktis Untuk TIMNAS Indonesia

Peringkat Indonesia di FIFA Naik Tiga Tingkat
Dalam perjalanannyadi ajang piala AFF 2010 Timnas Merah Putih telah berhasil menundukkan lawan-lawannya alias selalu meraih poin di setiap pertandingan dengan tak pernah dan jua tak pernah seri. Ini merupakan kabar gembira bagi (sebagian) masyarakat Indonesia, karena dalam hal ini sepak bola tidak hanya berbicara 11 pemain yang berada di lapangan dengan 1 pelatih, tetapi lebih kepada bagimana suatu skuad mampu mengharumkan nama negaranya di mata dunia. Ya.. begitulah sepak bola, mungkin akan menjadi lain ceritanya jika sepak bola tak lagi dikatakan mewakili nama negaranya, pastinya tak akan ada yang mendukung. Terlebih semua tim sepak bola yang membela negaranya, di kostum para pemainnya pasti tertera bendera kebanggaan negaranya. Disinilah letak spirit patriotisme itu muncul, kemenangan suatu tim yang mewakili negaranya akan mendongkrak keharuman nama negara tersebut, begitupun sebaliknya kekalahan akan menjadi momok yang sangat dikhawatirkan bagi para pendukungnya karena akan membuat malu nama besar negaranya.

Kembali ke topik kita mengenai kiprah Timnas Indonesia, jika saya boleh memberikan opini tentang taktik yang biasa yang digunakan skuad Timnas, pertama kita melihat bahwa sisa-sisa taktik lama yang masih jua digunakan, seperti misalnya umpan-umpan lambung yang tidak terarah sehingga justru akan menghabis-habiskan waktu dan dari segi permainan jadi kurang terlihat atraktif dan kreatif. Sah-sah saja sebetulnya melakukan umpan-umpan lambung ke depan, namun harus kita perhatikan bahwa adalah alangkah lebih baiknya jika sekiranya Timnas lebih mengutamakan umpan-umpan pendek terukur yang perlahan tapi pasti dapat menusuk lini pertahanan lawan. Sebab jika kita mau belajar dari juara-juara dunia sepak bola, seperti negara brazil dan juara yang terakhir kita lihat yaitu spanyol, mereka sangat lihai dalam melakukan umpan-umpan pendek terukur dan hal ini pun jelas lebih disukai orang-orang yang menontonnya.

Hal kedua yang menjadi perhatian saya ialah kurang memaksimalkan kecepatan para pemain Timnas, sebab harus kita pahami bahwa kecepatan (kaki) menjadi senjata ampuh bagi para pemainnya, seperti kecepatan lari, kecepatan merebut bola maupun kecepatan umpan-umpan pendek. Padahal secara sekilas saya melihat Timnas kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan kecepatannya dalam lapangan hijau, coba kita tengok saja bagaimana Timnas Korea bermain, atau mungkin skuad Timnas Jerman, mereka begitu jelas kita perhatikan menjadikan kecepatan sebagai andalan dalam bermain bola  yang akan memberikan suatu kesulitan bagi tim lawan.
Demikianlah, sekiranya apa yang menjadi opini saya terhadap bagaimana seharusnya Timnas bermain, dua poin diatas, yaitu umpan-umpan pendek terukur dan kecepatan jika memang benar-benar diimplementasikan dengan teknik yang baik bukan tidak mungkin Timnas kita mampu menyerupai negara-negara lain yang kiprah sepak bolanya telah melesat maju memberikan suatu pertandingan yang sangat dinantikan oleh para penggermarnya.

*ianrusbariandi

sumber gambar : http://www.tribunnews.com/foto/bank/images/bendera-merah-putih.jpg

Categories: catatan tentang opini pribadi | Tag: , , | Tinggalkan komentar

Perlindungan Sebuah Harga Diri

Pernah memang terbesit dalam benak kita berbagai lintasan pertanyaan. Dengan sedikit meluangkan waktu , kita pun berusaha menjawab sebisa mungkin menjawab pertanyaan tersebut walau pada akhirnya ada pertanyaan yang mampu terjawab dan adapula pertanyaan yang harus tercecer begitu saja hanya karena tak mampu terjawab. Wajar saja bila pada kenyataannya ada pertanyaan yang tak terjawab, sebab pada hakikatnya otak manusia mustahil memaksakan sesuatu yang tidak diketahuinya. Lantas, bagaimana jika ada seseorang yang ditanyakan tentang kualitas dirinya…? Jelas pertanyaan semacam ini mampu dijawab setiap individu manusia dewasa walau mungkin membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk menjawab dengan jawaban yang sebenar-benarnya.

Sepintas dengan kasatan mata, kadar harga diri seseorang pasti sulit untuk diketahui bahkan ada sebagian yang berpendapat bahwa merupakan suatu keanehan jika hal yang tidak nampak secara jelas harus dilakukan penilaian. Tetapi inilah dunia yang pernah kita jumpai, sudah ketetapan bagi setiap manusia yang terlahir untuk memperjuangkan harga dirinya, sesuai porsinya, kemampuannya dan terpenting ialah dengan sewajarnya. Baca lebih lanjut

Categories: catatan tentang opini pribadi | Tag: , , , | Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.