Mulianya Cinta Seorang Ibu

Dalam dinginnya malam, kau masih setia merangkulku..

Mengelus-ngelus rambutku dengan kelembutan kasih..

Nyaringnya tangisanku kala itu, justru membuatmu tersenyum..

Kau tiada kenal letih mengurusiku yang masih kecil belia..

Di alam dunia ini, kau bagaikan malaikat, tak tergantikan..

Tetap menjaga, melindungiku walau dalam sepahit-pahitnya keadaan..

Kau tiada duanya dalam semesta ini..duhai Ibuku..yang teramat baiknya..

Semoga kesejahteraan selalu menyertaimu.. Aamiin..”

 

Kita sadari begitu mulianya cinta kasih seorang Ibu kepada anaknya, beliau yang tiada sedikitpun mengharapkan balas jasa anaknya, padahal jika anaknya tersebut membalas kebaikan seorang Ibu walau dengan kebaikan seluas lautanpun, tetap tak akan mampu menebus kebaikan jasa mulia seorang Ibu. Semoga kita bisa memberikan sesuatu yang maksimal kepada Ibu kita, kedua orang tua kita, agar beliau senang dengan apa yang kita perjuangkan, agar beliau ridho kita menjadi anaknya yang bisa diandalkan. Aamiin.

Spr_23 (Citayam, 25 Des 2012)

Categories: catatan lepas septian | Tag: , | 2 Komentar

Olahraga, Semangat dan Kebersamaan

Malam itu nampak tidak seperti biasanya, ada sesuatu yang beda terasa. Ya.. saat itu teman-temanku yang datang untuk ikut bermain olahraga futsal semalam lebih banyak dari biasanya. Wajah-wajah ceria yang terlihat, ditambah dengan suasana malam yang cerah terang menderang membuat semangat kebersamaan malam itu menjadi begitu menggelora. Benar sahabatku, kadang berkumpul dengan banyak teman dapat memberikan energi baru, bisa jadi… energi yang dipancarkan oleh orang-orang yang memiliki aura ceria, rupanya juga bisa terserap juga kepada kita, hingga kita pun turut ikut merasa ceria.

Setelah jam menunjukkan sekitar pukul 9 malam, permainan futsal pun segera dimulai. Ada semangat di situ, ada kebersamaan, ada misi untuk saling bekerjasama, ada target yang ingin dicapai. Semua melebur dalam sebuah olahraga sederhana malam itu. Raut wajah teman-teman saat itu tidak terlalu serius, justru lebih sering bercanda, dan sebentar-sebentar tertawa karena ketengilan dalam merebut bola atau mungkin kesalahan sederhana dalam mengeksekusi sebuah tendangan ke gawang. Sesekali muncul apresiasi tepuk tangan, yang ditujukan kepada salah seorang teman yang memang begitu lihai memperlihatkan gaya bermain futsalnya.

Ya.. malam itu lebih banyak bercandanya ketimbang serius benar-benar bermain. Tapi dalam kelucuan itu.., masih juga terselip rasa ingin mengejar target, mencetak gol, membuat benteng pertahanan yang solid, mempertahankan kerjasama serta berusaha memainkan bola agar terlihat lebih indah.. Mungkin itulah seni dalam olahraga yang satu ini.

Alhamdulillah, semua teman-teman merasa senang dengan permainan futsal malam itu, dengan kehadiran anggota yang lebih banyak, gemuruh candaan dan gelora semangat juga menjadi lebih banyak, lebih terasa dalam sebuah ikatan kebersamaan.

Kadang kita sadari bahwa hidup ini begitu menyimpan keindahan yang bisa sangat mempesona jika kita memandang dari sudut yang berbeda, bahwa keindahan hidup tidak serta merta harus dinilai dari segi uang, diluar sana masih banyak sumber-sumber keindahan dan kebahagiaan yang tidak melulu membutuhkan uang yang melimpah ruah, dan kebersamaan… menjadi salah satunya… J Semoga kita bisa ambil pelajaran dari hal-hal kecil semacam ini.

Spr_23 (citayam, 27 nov 2012)

Categories: catatan perjalanan hidup | Tinggalkan komentar

Bisikan Kebaikan

Jangan begitu.., jika terlalu terjelembab dalam pahitnya masa lalu

Jangan begitu.., jika selalu menganggap bumi hanya seluas tempurung kura-kura

Jangan begitu.., jika noda-noda kehidupan malah dengan sengaja ditumpukkan

Jangan begitu.., jika kesempatan emas yang nampak di depan mata musti terbuang percuma

Janganlah begitu.., duhai hati kecil yang malang..

Mari kita belajar bersama, tentang bagaimana mestinya kita arungi kehidupan ini.. 🙂

(spr_citayam, 21-11-2012)

Categories: catatan sikap yang seharusnya | Tinggalkan komentar

Lumpur Hati

Sekian lama hati tiada tersentuh oleh cahaya

Begitu gelap hampa menyeruak dalam kekosongan

Nafsu menyelusup hina memperbudak jiwa

Oh.. alangkah menyesalnya…

Ketika hati terlalu lama terbungkus lumpuran-lumpuran hitam

 

spr_23 (Citayam, 21 nov 2012)

Categories: catatan sikap yang seharusnya | Tinggalkan komentar

Senyuman Tulus

          Dalam alam semesta yang teramat luas ini, begitu banyak kita temukan beraneka ragam perasaaan yang dialami oleh tiap-tiap makhluk yang hidup. Mulai dari perasaan bahagia, riang gembira, senang, ceria, tenang dan damai, serta perasaan sejenisnya yang senantiasa menerangi hati-hati kecil, dan juga alam pikiran mereka. Tetapi di sisi lain ada juga yang merasa sebaliknya, mereka ada pula yang merasa sedang dilanda perasaan bersedih, tertekan, bingung, galau, resah, panik dan perasaan-perasaan sejenis lainnya.

    Jika kita sedikit berfikir sederhana, bahwa memang begitulah rentetan cerita kehidupan di kolong langit ini. Bak sebuah roda yang selalu berputar selaras, seirama dan sejalan dengan berputarnya waktu. Ada saat-saat di mana tiap jiwa yang hidup, sedang berada di bawah, dan juga ada pula saat-saat sedang berada di atas. Begitulah sahabatku, semua itu datang silih berganti, menutup lembaran lama dengan lembaran baru dengan indahnya.. 🙂

    Sebuah syair yang begitu memukau yang saya kutip dari buku berjudul laa tahzan karya penulis Dr. Aidh Al-Qarni , bunyinya sebagai berikut:

    “Kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita,

     dan wajah zaman berlumuran debu hitam

     Kusebut nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang,

     Dan fajar pun merekah seraya menebar SENYUMAN indah”


        Sebuah senyuman tulus ikhlas yang bersumber dari hati yang terdalam, hati yang terselimuti oleh mutiara-mutiara keimanan, memancarkan sejuknya cahaya rahmat, Oh… alangkah mempesonanya sahabatku, rupa hati yang begitu menakjubkan itu. Semoga kita bisa mengambil pembelajaran dari berbagai perasaan yang kita lalui dalam hidup ini. Aamiin. 🙂

 

spr_23 (Citayam, 15 nov 2012)

Categories: catatan perjalanan hidup | Tinggalkan komentar

Strategi Totalitas


Tidak jarang kita temukan dalam hidup kita situasi yang kritis, sangat genting lagi darurat, sehingga kadang kita justru seperti kehabisan akal, sudah pasrah atas apa yang akan terjadi.

Padahal sebenarnya jika diteliti lebih mendalam dan lebih cermat, waktu yang tersisa sebenarnya masih sangat cukup untuk merubah semua keadaan itu.

Saat-saat moment seperti itulah saya pikir sangat dibutuhkan sebuah strategi totalitas? Jika ada yang bertanya, seperti apa sih model strategi totalitas itu.. Saya pribadi mengartikan strategi totalitas itu sebagai suatu taktik terencana yang juga dilandasi dengan visi yang jelas untuk menyelesaikan tugas atau tanggung jawab kita itu dengah mengerahkan segala jerih payah atau kemampuan terbaik yang kita miliki.

Istilahnya mungkin kalau dalam bahasa rakyat kecil itu ya.. kerja abis-abisan, pantang mundur, apalagi nyerah. Dan kalau dalam bahasa sepak bola, strategi itu mungkin bisa disebut juga dengan strategi “All Out Attack or Total Footbaal”, wah.. dari istilahnya terdengar keren bukan.. 🙂

All out attack alias menyerang penuh secara keseluruhan, walaupun sesekali waktu akan tertekan namun dalam kamus all out attack, tetap berusaha menyerang adalah satu-satunya pilihan, atau bisa juga dibilang bertahan dengan cara menyerang terus-menerus.

Nampaknya sangat layak dan tidak ada salahnya bila kita coba strategi yang cukup bagus ini, dan tentunya juga dalam menerapkannya mesti diiringi dengan mematuhi aturan atau norma-norma yang berlaku.. tidak asal sikat yang penting tujuan tercapai, karena itu sangat tidak selaras dengan strategi totalitas yang saya uraikan disini..

Setidaknya dengan menerapkan strategi ini semoga akan mampu melenyapkan sikap malas yang seringkali menghantui diri kita.. sekaligus membangkitkan semangat yang telah sekian lama terpendam, terserakan, dan tercecer begitu saja. 🙂

Wallahua’lam

Depok, 30 Sep 2012
sumber gambar: http://office.microsoft.com

Categories: catatan tentang opini pribadi | Tag: | 4 Komentar

Apa yang kita bisa sombongkan dari sebuah gelar..?

Telah marak sejak dahulu kala, pemberian gelar yang dinobatkan kepada seseorang atas hasil perjuangan yang telah dicapainya. Berbagai gelarpun bermunculan, mulai dari gelar untuk kalangan akademisi, pejabat pemerintahan, pejabat militer, kalangan bangsawan/kerajaan dan lain sebagainya.

Tidak sedikit ada orang yang merasa senang atas pemberian gelar yang melakat kepadanya, namun tidak sedikit pula ada orang yang merasa sedikit terbebani akan gelar yang sudah terlanjut di dedikasikan kepadanya.

Terkhusus bagi yang merasa terbebani, perasaan itu mungkin muncul oleh karena orang itu sadar bahwa sebuah gelar ialah semestinya untuk dipertanggungjawabkan, ia sadar bahwa gelar itu adalah amanah, dan gelar bukanlah untuk sebuah KESOMBONGAN.

Ia betapa sangat sadar bahwa gelar terakhir yang kelak akan diperoleh dalam dunia ini adalah gelar Almarhum (ALM), sehingga jika demikan apa yang bisa dia sombongkan dari sebuah gelar keduniawian kawan.. 🙂 Semoga kita bisa memetik pelajaran dari hal yang demikian itu..

Depok, 30 sep 2012
Sumber gambar: http://office.microsoft.com

Categories: catatan tentang opini pribadi | Tag: | 3 Komentar

Keindahan Alam Semesta

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, pagi hari ini aku masih diberikan kesehatan untuk menulis, di minggu pagi yang terasa sangat cerah ini kawan, walau matahari belum sepenuhnya muncul dari ufuk timur, namun aku mendengar sesekali bunyi kicauan burung-burung terdengar terasa sangat merdu, membawa semangat pagi dalam ketentraman.

Kita perhatikan sampai saat ini telah begitu banyak karunia yang Allah Swt. berikan kepada kita. Kita lihat ke atas, nampak begitu luasnya langit biru nan indah. Kita lihat langit malam, nampak cahaya bintang-bintang yang saling berkilauan. Kita tengok pegunungan ia masih tegar berdiri kokoh dalam posisinya. Kita membayangkan lautan, masih seperti sedia kala tentram dengan desiran ombak-ombak yang menghiasinya. Kita lihat alam sekitar, masih sangat bersahabat dengan kita, tumbuhan menghijau dan pun sama halnya dengan hewan-hewan yang menjalani hidup sebagaimana mestinya, serta fenomena-fenomena lainnya yang sebenarnya masih sangat banyak untuk kita temukan di kolong langit ini.

Namun, tentunya sangat kita sadari pula, bahwa kelak akan terjadi “anomali” atau kebalikan dari berbagai fenomena yang kita alami sekarang, entah kapan kita pun tidak mengetahuinya. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari setiap fenomena yang terjadi, bahwa bukti kebesaran Allah Swt. yang jika kita coba merenunginya, sungguh.. sebenarnya begitu teramat melimpah ruah di alam semesta ini. Amiin.. Allahu Akbar.

Depok , 29 sep 2012

Sumber gambar: pkstan.blogspot.com

Categories: catatan perjalanan hidup | Tag: | 2 Komentar

Memori Tentang Kemerdekaan Republik Indonesia

Kembali.. kita rasakan peringatan hut RI kali ini yakni yang ke-67 jatuh di Bulan Suci Ramadhan, bersamaan dengan bulan di mana RI memproklamirkan kemerdekaannya kala itu (tahun 1945).. yang juga jatuh di Bulan Suci Ramadhan.

Lebih kurang 67 tahun yang lalu, para Founding Father bangsa ini memploklamirkan kemerdekaan bangsa ini, bangsa yang telah terjajah begitu lama, hampir 3 1/2  abad lamanya. Dan  hari ini, Alhamdulillah kita bisa menghirup udara kemerdekaan, bersama saling mencoba hidup bertoleransi, tinggal dalam sebuah kesatuan di bumi pertiwi, yang kata orang menyimpan banyak tradisi, budaya dan kekayaan alam yang melimpah ruah.

Kita pikir sejenak, bahwa perjuangan para pahlawan-pahlawan kemerdekaan telah membawa arah hidup kita menjadi lebih baik. Tetapi sadarkah kita, di balik pengorbanan para pejuang-pejuang itu, ada hal yang lebih tinggi, ada hal yang lebih sakral, yakni bahwa terwujudnya kemerdekaan republik ini tentunya ialah atas izin ALLAH SWT, atas restu-NYA, atas karunia-NYA sehingga rakyat Indonesia kini telah bisa merasakan terlepas dari belenggu penjajahan yang tidak beradab itu.
Oleh karenanya kawan, bukan sebuah kebetulan jika para Fouding Father kita yang dalam Pembukaan UUD 1945 menyusun kalimat,  “Atas Rahmat ALLAH Yang Maha Kuasa” Coba perhatikan sekali lagi kalimat itu, alangkah indahnya susunan kalimat itu kawan. Kalimat itu seolah mewakili ungkapan rasa syukur rakyat Indonesia kehadirat ALLAH SWT.  Tentunya pula kita yakini bahwa kalimat itu sengaja disusun oleh para pendiri bangsa ini dalam kondisi kesadaran akal dan pikiran yang benar-benar terjaga.

Kita yakini kawan, bahwa karena atas Rahmat-NYA lah serta dengan diberengi dengan perjuangan tak kenal menyerah para pahlawan-pahlawan bangsa ditambah dengan doa yang tulus dari para rakyat-rakyat Indonesia yang telah sekian lama terzolimi akhirnya Republik ini bisa mencapai KEMERDEKAANnya. Dan kita lihat kawan, jika memang kemerdekaan bangsa ini ialah merupakan Rahmat-NYA, maka kita perhatikan sejarah membutikan bahwa Rahmat-NYA itu jatuh  tepat di salah satu bulan yang di sucikan, bulan penuh keberkahan, yaitu bulan suci Ramadhan.

Barulah kemudian setelah kalimat itu lalu disambung lagi oleh kalimat  “dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini KEMERDEKAANnya”. Jadi jika disusun secara utuh dengan kalimat yang sebelumnya, maka bunyinya akan seperti ini:

Atas Rahmat ALLAH Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Sebuah memori akan kemerdekaan bangsa ini yang jika kita perhatikan secara mendalam, sungguh begitu banyak mengandung hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik, juga sebagai wacana pembelajaran para generasi generasi bangsa yang akan datang.

Semoga kata “merdeka” yang melekat atas bangsa ini, tidaklah sekedar kata merdeka yang terdengar di telinga begitu saja, tanpa ada realisasi yang nyata akan hakikat kemerdekaan yang sesungguhnya.

Aamiin.

Salam, Septian Prima R.

Citayam, 17 Agustus 2012

Sumber gambar :

Categories: catatan perjalanan hidup | Tag: , | Tinggalkan komentar

Indahnya Kesejukkan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan sebagai salah satu bulan yang dimuliakan diantara bulan-bulan lainnya. Ramadhan sebagai bulan suci dimana ramai orang mencoba meningkatkan kualitas spiritualnya, yang mungkin telah mengendur di bulan-bulan sebelumnya, kini dengan hadirnya bulan suci ini nilai spiritual itu coba diperkokoh kembali.

Ketika bulan ini mempunyai keunikan tersendiri, membuat sebuah rutinitas yang tadinya membosankan, dengan adanya bulan suci ini, rutinitas tersebut berubah, dan lebih diarahkan kepada pembekalan-pembekalan ruhaniah. Ibadah yang dilakukan di bulan ini pahalanya dilipatgandakan, sehingga menjadi motivasi tersendiri bagi setiap insan masyarakat muslim seantero dunia yang merasakan  keberkahan bulan ini.

Perlahan namun pasti, suasana kesejukkan bulan suci Ramadhan ini mulai terasa di hati, semua seolah mendadak mengalami perubahan, semua umat muslim mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menuju sebuah kemenangan. Dikarenakan saking sejuknya keberkahan bulan Ramadhan ini, pasti tidak sedikit umat muslim di Dunia ini yang hati kecilnya berkata: “Andai saja bulan suci Ramadhan ini tidak hanya ada sekali dalam setahun. Oh bulan suci yang sangat ku rindukan, kedatanganmu terasa sangat menyejukkan hatiku yang telah sekian lama merasa kering kerontang, akhirnya kini bisa tersirami kembali oleh cahaya – cahaya keberkahan yang teramat melimpah di bulan suci ini.” Alhamdulillah. Allohumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad, Waala ‘ali sayyidina Muhammad.

Citayam, 22 Ramadhan 1433H

Categories: islam | Tag: | Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.